*Akulah Penunggang Ombak-mu* **Oleh : Elviriadi*

Berkurun waktu aku Berdiri di Tebing Rindu

Menunggumu tak Jua Berkabar…Sesekali Ciricit camar datang menghampir..Tetapi semua hambar…

Dia bilang, ” kau tunggu sampai luruh segala alam…sebab Api Cinta sejati takkan PADAM…

Walau ditimpa Salju Gurun…yang Tetiba Patah dari Puncak Bukit…atau tenggalam dikuburan Sang Nabi….

Entah berapa riak kulihat..Tapi gelombangmu tak jua mendekat…

Entah berapa abad aku berdiri…menunggumu di Ufuk Singingi…

Ooooooooooohhhhhhhhhkkhhh

Angin

Salju

Udara

Samudra

Iklim

Hujan…

Halilintar…

Sampaikanlah gemuruh asa ku yang bergulung gulung dalam lautan hati yang remuk redam..

Dan halilintar yang membelah langit jiwaku..

Menghamparkan bayangan bayangan syahdu senjakala, Entah kemana aku menghala…

Apakah ingin Engkau peras Eksistensiku sampai tinggal Ampas

Sampai tak kau berikan segaris cahayapun tampak…aku menggigil disergap embun malam…

Sehingga kelam bumi manusia…yang memenjarakan Mas Pram-ku..Pramudia Ananta Tur

Dari tembok pengasingan yang kau pasang di gembok hatimu, dan gembok hatiku yang galau…

Namun aku tetap berdiri disini..Entah sampai kapan

di Tebing Sepi Sendiri..menanti ombakmu selagi Ada Nafasku…

Kelak engkau kan tau..dari anak camar yang berseliweran dilaut biru…

Betapa akulah Penunggang Ombak-mu…

Panam 21 februari 2022

 

*Dr.Elv adalah Cerpenis, Penulis Puisi, dan Ahli Lingkungan Hidup & Kehutanan*

 

Diterbitkan : Kompas 1 Net com.

 

Pos terkait