Aku dan Ibuku dalam Kisah Hidup Kami 

Penulis : Zurfami 

Kh.H. Zurfami Bin Muhammad Joman bersama Omak ( ibu) Saharah Binti Muhammad Gudang ( Almh)/ foto 

Bacaan Lainnya

Ibuku dalam kehidupan mencari nafkah setiap harinya ikut ayah ku, bepergian dengan dibonceng naik sepeda menyadap pohon karet, menanam padi dan sayur sayuran lainnya, yang ku ingat hampir semua kerja ke hutan, ibuku ikut membantu ayah ku.

Bermastautin di Banjar XII Kecamatan Tanah Putih Kabupaten Rokan Hilir.  Selain membantu ayah, Ibuku juga bekerja mengurus pekerjaan rumah, dan malam harinya mengajar anak anak tetangga mengaji Al-Qur’an, ibuku sangat menyayangi kami semuanya, ditengah kesulitan hidup dan kelelahannya, tangisan dan tawanya adalah pada saat kami senang atau berduka.

Aku sering melihat bagaimana sedihnya ibuku ketika, kami sedang sakit, keinginan kami tidak bisa terpenuhi ( dibelikannya) bahkan termasuk saat kami bila dimarahi ayah. Namun aku juga melihat bagaimana ibuku gembira disaat kami sedang gembira. Singkatnya Ibuku adalah orang yang mengasihi dan menyayangi.

Aku sering mengabarkan sangat sakit ketika demam dan sebagainya kepada ibuku, ibuku tidak hentinya mencarikan obat ( maklumlah dengan dokter waktu itu masih sulit) aku ingat selagi aku belum sembuh, sepanjang malam ibuku tidak tidur, dia hanya tertidur bila aku bisa tertidur. Yang aku rasakan adalah sentuhan tangannya mengurangi rasa sakit ku.

Dilahirkan sebagai anak ke 7, ( namun hanya 4 yang hidup) aku Zurfami Bin Muhammad Joman ( Alm) yang lahir pada 1972, mulai bisa mengingat jelas kisah kisah dalam kehidupan sehari-hari bersama ibuku adalah pada tahun 1979 sekitar setelah kelas 1 SD. Sampai dengan tamat SMA pada tahun 1991, setelah 2 bulan selesai SMA ibuku meninggal di usianya yang ke 53 tahun.

Tak banyak yang bisa ku buat untuk membalas jasa ibuku selama kehidupannya di dunia, ibu bagiku adalah malaikat yang telah dikirimkan kepadaku, kebanggaan dari semua keberhasilanku inginku persembahkan kepada ibu, aku ingin melihat wajah bahagia ibuku. Bagiku Ibuku adalah simbol sucinya sebuah kasih sayang tanpa pamrih.

Hanya terkadang do’a yang bisa panjatkan, jika ibuku mengabaikan Engkau ya Allah dalam hidupnya , maka limpahkan dosa dosanya kepada ku, berilah aku memikul semua dosa- dosanya, letakkan lah ibuku bersama sama para salehah disisi – Mu ya Robb ku.

Ditulis pada 22 Desember 2024. Diterbitkan oleh media online Kompas 1 net, pimpinan Dian Supianto ( Pelalawan – Riau)

Pos terkait