Larantuka, Kompas 1 net –Ketua MUI Kabupaten Flores Timur, Ahmad Bethan Hadir Coffee Break Jelang 100 Tahun Kongregasi SSPS Balela, – Ketua Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Flores Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur Ahmad Bethan, hadir di Coffe Break Jelang 100 Tahun Kongregasi SSPS Balela
Ia sangat Antusias pada karya Congregatio Missionalis Servarum Spiritus Sancti (Kongregasi Suster-Suster Misi Abdi Roh Kudus/SSpS) pada Komunitas SSpS St. Fransiskus Xaverius Balela, Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Hal ini diungkapkan Ahmad Bethan dalam acara coffee morning Songsong 100 tahun Komunitas SSpS Balela yang digelar oleh Panitia Perayaan 100 Tahun Komunitas SSpS St Fransiskus Balela, Jumat, 25 April 2025 di ruang Pendopo tersebut.
Tak hanya itu, pada kekayaan spiritual dan perjuangan yang ceritakan beberapa narasumber dalam testimoni di Pendopo susteran SSPS Balela Ahmad Bethan bersama keluarganya mengalami langsung pelayanan para Abdi Roh Kudus dilokasi tersebut.
Ahmad Bethan bercerita bermula dari saudari kandungnya, almarhumah Hajjah Siti Habibah binti Haji Abdul Aziz, yang sempat masuk sekolah pendidikan SKP-SKPP asuhan Komunitas SSpS Balela.
“Pengenalan kami terhadap Komunitas SSpS ini berawal dari saudari kandung saya ketika sekolah di SKP-SKPP. dari kehadiran saudari kandungnya di SKP-SKPP itu, ia melihat bahwa ternyata pembelajaran yang dilangsungkan oleh lembaga pendidikan yang ditangani Komunitas SSpS saat itu sudah mencerminkan relevan nya pendidikan.
Ruang tersebut oleh Ahmad Bethan sungguh sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat, sekaligus tuntutan kebutuhan pendidikan.
“Kenapa demikian, Karena keterampilan yang diberikan kepada peserta didik. Kakak saya itu pintar merajut benang karena dilatih secara baik di Lembaga pendidikan ini.
kopiah haji pun dia buat karena sekolah di sini, jebolan dari sini. Demikian pun taplak meja dan lain sebagainya,”Beber Ketua MUI tersebut.
Selain saudari kandungnya, istrinya pun dulu pernah menjadi bagian dari Lembaga pendidikan SKP-SKPP pada Komunitas SSpS Balela. Ke-empat anak saya Juga sama sekolah di sini,”Ujarnya lagi.
Lanjut dirinya, saya Sekolahkan mereka pada lembaga pendidikan SMP Mater Inviolata yang dikelola Komunitas SSpS. mengapa?
Ahmad Bethan sekolahkan keempat anaknya pada sekolah yang diurus para suster di Komunitas SSpS yang pertama,ada soal relevansi pada tiga aspek tadi,”ujarnya lagi.
Namun dari ketiga ruang relevansi tersebut, yang menonjol dan sangat disukai Ahmad Bethan adalah soal aksesibilitas. Menurut dirinya meskipun dikelola oleh rohaniwan Katolik, lembaga pendidikan itu tetap terbuka untuk semua kalangan.
“Siapa saja bisa masuk bersekolah di situ, asal patuh dan taat pada aturan sekolahnya, dan saya suka itu,” tandasnya. Alasan kedua adalah soal mutu sekolah. “Mutunya bagus, itu anak-anak saya alami,
Menurut Ahmad Bethan, perilaku warga didik pun juga diajarkan dengan bagus. Begitu pula dengan aspek humaniora, relasi sosial berteman maupun relasi dengan sesama.
“waktu kami buka puasa kemarin, rombongan anak-anak SMP Mater Inviolata yang satu kelas dengan anak saya datang ke rumah dan berbuka puasa bersama keluarga kami. Begitu pula pada perayaan Idulfitri,” Ungkap Bethan, berikan jempol kualitas serta mutu didikan yang berikan Komunitas SSpS pada wilayah pendidikan tersebut.
“Dan yang paling penting adalah relasi dengan Tuhan,”Tutupnya.
Turut hadir dalam acara Coffe Break Jelang 100 Tahun Kongregasi SSPS Balela tersebut
Romo Vikjen Gabriel Unto Da Silva, Ketua Dewan Paroki Katedral Reinha Rosari Larantuka, Ketua FKUB Romo Hendrik Leni, Seluruh komunitas dibawah asuhan Kongregasi SSPS Balela serta Suster SSPS Balela serta Komunitas ODHA.
Rita Senak, Kompas 1 net melaporkan