Pekanbaru | Kompas 1 Net-Adanya wacana pembangunan berkelanjutan yang sering diseminarkan di kampus menarik perhatian pakar lingkungan Dr.Elviriadi.
Hal itu terekspose dari pemikiran yang terkonfirmasi pada Sabtu Sore (12/3) kepada media kompas 1 Net.com.
“Pembangunan Berkelanjutan itu intinya keseimbangan eksploitasi ekonomi, kelestarian dan stabilitas sosial. Itukan wacana sebelum alam lingkungan over exploitation sekarang ini. Cocoknya awal tahun 80-an lah di seminarkan, ” sindir peneliti asal Riau ini.
Elviriadi memang mengakui ada oknum akademisi yang tujuan hidupnya lebih kepada materi ketimbang kejujuran akademik.
Ya, walaupun mendesiminasikan Pembangunan Berkelanjutan bisa disebut sebagai harapan harapan. Namun, kadang tema itu diduga bualan akademisi yang hidupnya tereduksi ambisi harta benda alias mata duitan. Inilah kerisauan saya, ” ungkap alumni UKM Malaysia.
Ketua Majelis Lingkungan Hidup Muhammadiyah itu mengharapkan akademisi menjadi garda depan membongkar kezaliman ekologis di tanah air.
“Inginnya sich, teman teman akademisi itu jadi garda depan perjuangan ekologis. Kalau nunggu rakyat ya gak didengarkan. Janganlah jadi legitimator kaum kapitalis demi angka angka. Gunakan ilmu karunia Allah untuk kemashlahatan umat dan alam lingkungan, “bebernya.
Ilmuan, kata Akademisi yang kerap jadi ahli dipengadilan ini, adalah parameter kualitas peradaban. Jika ilmuan rusak akhlaknya, maka peradaban ikut binasa. Ekosistem dan lingkungan bertambah parah, apa cadangan hutan dan pertanian buat cucu cicit kelak? Kepunan lah Wak! Telouw temakol pun dah tak ade tepi pantai, ” pungkas putra Selatpanjang yang rutin seminggu sekali gundul demi hutan.***
