Photo : EVP Upstream Business PHR WK Rokan Edwil Suzandi, saat kegiatan bertajuk Pertamina Hulu Rokan Awards ( PENA ) dan Anugrah Jurnalistik Pertamina ( AJP) 2023. Di Widuri Club PT PHR di Duri Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau. Kamis 24 Agustus 2023.
Duri, Kompas 1 Net– Capaian hasil produksi minyak 172000 Barel per hari pada Agustus 2023, sumbang APBN 63 Triliun melalui PNBP dan Pajak sejak alih kelola 9 Agustus 2021, ternyata PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) juga sudah menyerap 70 persen tenaga kerja lokal serta kontribusikan fee 10 persen ke BUMD Riau.
Pencapaian itu dipaparkan oleh EVP Upstream Business PHR WK Rokan Edwil Suzandi, dalam kegiatan bertajuk Pertamina Hulu Rokan Awards ( PENA ) dan Anugrah Jurnalistik Pertamina ( AJP) 2023. PT. Pertamina Hulu Rokan ( PHR ) yang diikuti oleh sejumlah 25 awak media di Widuri Club PT PHR di Duri Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau. Kamis 24 dan Jum’at 25 Agustus 2023.
Tidak hanya Edwil Suzandi, Corporate Secretary PHR WK Rokan Rudi Ariffianto, Team Manager Steam Station Joko Laksono, dan Advisor Operation Yudi Suherdi, serta Sr Manager D&C Operations Agus Saepul Dahlan, juga ikut memaparkan sejumlah pencapaian dan kemajuan serta sistem operasional dan teknologi di perusahaan yang menjadi Subholding Upstream PT. Pertamina ( Persero) tersebut.
“Pencapaian WK Rokan PT PHR pada bulan Agustus tahun 2023, dari wilayah kerja Pekanbaru, Duri dan Rohil, telah mencapai 172000 barel per hari. Penerimaan negara sebesar 63 Triliun dari PT Pertamina Hulu Rokan ini dihitung sejak alih kelola, dan memberikan fee 10 persen untuk BUMD Riau,” kata Edwil Suzandi.
PT. PHR dikatakan Edwil Suzandi, masih akan terus berupaya untuk menjaga mempertahankan pencapaian, serta akan terus melakukan berbagai inovasi baru, terobosan baru dan mencari ide-ide baru untuk bisa lebih meningkat, dan itu semua dilakukan agar tercapainya target 1 juta Barel per hari pada tahun 2030 mendatang.
“Adapun usaha – usaha untuk meningkatkan hasil produksi WK Rokan, diantaranya,
– Melakukan high grading sumur pengeboran dengan melakukan percepatan sumur sumur big hitters.
– Melakukan perbaikan terhadap akses jalan dan lokasi di area heavy oil dimana terdampak banjir pada tahun 2022.
– Melakukan improvement melalui pekerjaan WOWI pada sumur pengeboran tahun 2022 yang memiliki kinerja dibawah produksi rencana.
– Pengurangan backlog tracturing dengan akselerasi cycle time dan penambahan unit tracturing.
– Melakukan peningkatan kegiatan reaktivasi sumur dan optimalisasi kegiatan rigless stimulasi chemical dan cyclic.
– Meminimalisir LPO seperti dengan penambahan ng single joint untuk routing service, peningkatan kondisi jalan revitalisasi kelistrikan, peningkatan kapasitas injeksi dan water discharge, dll.
– Memulai program Chemical Enhanced Oil Recovery (CEOR ) dimana saat ini dalam tahap study,” dipaparkan Edwil Suzandi.
Jebolan Teknik Perminyakan Trisakti dan telah menyelesaikan Pendidikan Magister di Teknik Perminyakan Institut Teknologi Bandung. Edwil Suzandi juga memaparkan sejumlah fasilitas dalam beroperasinya PT PHR, seperti Rig, perawatan Sumur, Pipa, Listrik, usaha menyelamatkan Bumi dan Lingkungan, sistem Operasional dan Teknologi Digital penunjang, jumlah Perusahaan Mitra Kerja atau Subkontraktor, jumlah Tenaga Kerja, dan Safety Work yang memenuhi Standar K3.
” Rig yang bekerja setiap hari 40 unit sampai dengan 50 unit, service wheel di setiap bulannya ditest sebanyak 600 buah perbulan, pipa yang dikontrol 13200 Km dan itu tentunya tidak mudah, listrik berkekuatan 2300 diatas PLN, dan untuk jumlah pengeboran dimana hampir 1 buah sumur selesai dikerjakan dalam 1 hari.
Usaha untuk menyelamatkan bumi dan lingkungan, kami melakukan pembakaran terhadap gas beracun, menetralisir air dan menjadikannya menjadi lebih baik dari standar air biasa, melakukan pembersihan sampah, melakukan perawatan di area operasi secara konvensional, ikut melakukan serta berpertisipasi dalam usaha penghijauan, ikut melakukan serta berpartisipasi dalam usaha restorasi lahan gambut dan sebagainya. Kemudian terhadap masyarakat dan lingkungan diarea operasi, kami merespon setiap keluhan masyarakat yang merasa tergganggu, intinya kami ingin masyarakat senang atas kehadiran WK Rokan PT PHR, ” ujarnya.
Tantangan yang dihadapi menurut Edwil Suzandi adalah masalah sedikitnya hasil sumur- sumur yang ada, dan perlunya terus memonitoring safety work berstandar K3 para Mitra Kerja atau Subkontraktor di PT. PHR itu. “Banyaknya sumur yang sudah lama berproduksi jadi penghasilan tidak besar lagi, sementara untuk safety work yang berstandar K3, untuk keselamatan kerja ini kami beranggapan bahwa tidak bermakna kebanggaan pencapaian WK Rokan, bila tidak ada keselamatan, trend positif kami adalah menjamin bagaimana bisa semua pekerja selamat bekerja dan selamat pulang ke rumah.
Kami selalu menegaskan agar karyawan yang bekerja di PT PHR maupun perusahaan yang menjadi mitra, agar menerapkan safety work yang berstandar K3 kepada karyawannya, dan terhadap mereka yang mengajukan diri untuk bermitra, maka kami tidak terima bila tidak memiliki sertifikasi K3.
Jadi terkait dengan berita-berita insiden ditempat kerja dan sorotan yang ditujukan kepada kami, kami berterimakasih, bagi kami berita yang positif kami jadikan motivasi untuk lebih baik, dan berita negatif kami jadikan sebagai masukan untuk instrospeksi diri.”kata Edwil Suzandi.
Menyinggung rekrutmen tenaga kerja, Edwil Suzandi memaparkan bahwa PT PHR saat ini sudah bermitra dengan sebanyak 601 perusahaan, dan bila diakumulasikan semuanya mempekerjakan karyawan yang bekerja sebanyak 40000 orang, iapun mengatakan bahwa sudah mempekerjakan 70 persen tenaga kerja lokal.
” Perusahaan subkontraktor atau mitra kerja dengan PT PHR saat ini berjumlah sekitar 601 buah, dengan total keseluruhan karyawan yang bekerja sebanyak 40000 orang, dan dari sebanyak 40.000 orang tenaga kerja itu, tenaga kerja lokal yang sudah bekerja mencapai 70 persen, ianya dapat dibuktikan dengan KTP,” imbuhnya.
Zurfami, Kompas 1 Net melaporkan.