PT Pertamina (Persero) Terkesan Tutup Mata dan Telinga, Di Minta APH Tindak Tegas SPBU No. 14.284.655 Ukui Simpang Pulai

Foto : SPBU No. 14.284.655 Simpang Pulai Ukui Kecamatan Ukui Kabupaten Pelalawan Riau

Pelalawan – Bukan rahasia umum lagi, walaupun sudah berulang kali di beritakan oleh awak media,
SPBU No. 14.284.655 yang berada di jalan lintas timur, simpang pulai kelurahan Ukui kecamatan Ukui, kabupaten Pelalawan,Riau. Ajab kali secara terus menerus melakukan aktivitas pelanggaran hukum (melawan hukum) Namun sangat di sayangkan dari pihak PT.Pertamina (Persero) terkesan tutup mata dan telinga (pembiaran) Begitu juga dengan aparat penegak hukum (APH) se – olah – olah tidak mampu bertindak tegas. Rabu (31/01/2024).

Terkait pemberitaan rekan – rekan awak media online, bahwasanya SPBU No. 14.284.655. Ajab kali melakukan aktivitas pelanggaran hukum, khususnya aturan dan undang -undang minyak dan gas (UU Migas) benar adanya.

Pantauan awak media ini,Selasa (30/01) kisaran pukul 11.00 wib (malam hari).Terlihat jelas, baik di bagian pompa (pengisian) bahan bakar minyak jenis Biosolar, mobil L 300 datang ke SPBU tersebut mengisi bahan bakar, setelah tangki penuh mobil tersebut pulang ke suatu tempat. Tak selang berapa lama kemudian, mobil tersebut datang kembali ke SPBU tersebut dengan melakukan pengisian BBM jenis Biosolar berulang kali (melangsir)

Pengisian BBM jenis Biosolar ini, bukan hanya di lakukan oleh satu unit mobil saja, tapi lebih dari satu.

Begitu juga di sisi pompa BBM jenis Pertalite, secara kasatmata, aktivitas SPBU terlihat sepi (sangat rapi) karena hanya satu atau dua mobil saja yang mengisi BBM jenis Pertalite. Namun, setelah awak media ini mencari tau (menelusuri) Ternyata,tak jauh dari SPBU, kisaran 200 meter sudah banyak mobil pribadi (mini) antri untuk langsir BBM Pertalite.

Tak hanya sampai di situ saja, awak media ini mencoba menemui salah seorang warga Kelurahan Ukui Simpang Pulai yang tak jauh dari SPBU tersebut, menjelaskan dengan se – jelas – jelasnya dengan mengatakan, tolong pak wartawan nama saya jangan di publikasikan ya. Nanti tak enak pula saya, di kirain nanti saya provokator pula.

(Lanjutnya) Bukan rahasia umum lagi kalau SPBU Ukui Simpang Pulai, setiap malam menyalurkan BBM jenis Biosolar dan Pertalite mengunakan mobil langsir dan jiregen kepada oknum – oknum yang hanya mencari ke untungan pribadi saja. Jelas ini merugikan masyarakat luas

Patut di duga pula, antara oknum SPBU dengan para oknum – oknum pemain langsir BBM sudah ada kerja sama secara rapi (baik). Para oknum – oknum pemain BBM bersubsidi ini tau persis hari dan jam berapa mobil Pertamina datang mengantarkan BBM tersebut ke SPBU Ukui Simpang Pulai. Aktivitas ini sudah berlangsung lama sekali, namun sangat di sayangkan, tindakan tegas dari pihak PT Pertamina (Persero) dan aparat penegak hukum (APH) tidak ada tindakan tegas sama sekali ataupun sangsi yang jelas.

Kami warga yang tak jauh dari SPBU, terkadang mau mengisi BBM untuk sepeda motor baik di pagi hari maupun di siang hari, BBM tersebut sudah habis di jual ke oknum – oknum yang secara terang – terangan melawan hukum.

Berharap sangat kepada pihak PT.Pertamina (Persero) dan APH, khususnya Polda Riau untuk terjun langsung dan mengambil tindakan tegas baik itu kepada oknum – oknum SPBU dan Pemain BBM yang telah jelas – jelas melawan hukum dan aturan undang – undang Migas. Dalam hal ini, masyarakat sangat di rugikan sekali,” papar SM (40) tahun.

Tidak hanya sampai di situ saja, awak media ini mencoba mencari tau sistim dan cara permainan BBM bersubsidi ke salah satu oknum yang tengah melangsir.

Awalnya, oknum pelangsir BBM bersubsidi ini engan memberikan informasi, namun, awak media ini mencoba merayu dengan alasan mau membeli (butuh) BBM Biosolar untuk keperluan alat berat (proyek) dengan jumlah yang sangat besar, begitu pula dengan BBM jenis Pertalite untuk di jual eceran di rumah. Dengan senang hati, oknum pemain BBM menyanggupi memenuhi permintaan (pemesanan) dengan perjanjian pake uang jasa (Asam).

Kami siap pak memenuhi permintaan (Pesanan) BBM jenis biosolar dan Pertalite, tapi, bapak harus menambah biaya dari harga resminya. Kalau untuk jenis BBM jenis Biosolar, bapak harus menambah biaya (uang asam) dalam 1 jiregen (galon) Rp 40.000.00 (Empat Puluh Ribu Rupiah) dan untuk BBM jenis Pertalite harus menambah biyaya Rp.30.000.00 (Tiga Puluh Ribu Rupiah). Bila perlu kita antar sampai tempat pak.

(Awak media) kenapa biaya uang asam (jasa) nya begitu mahal, dengan gamblangnya, oknum pelangsir tersebut mengatakan ” Ya mau gimana lagi pak, kami juga di kenakan (dikutip) biyaya oleh pekerja (anak pompa) dan oknum pengawas SPBU dalam satu (1) jiregen Rp 20.000.00 (Dua Puluh Ribu) begitu juga dengan mengunakan mobil langsir.Kami wajib menyetor uang ke petugas tersebut. Kalau tidak kita kasih petugas anak pompa dan pengawas, jelas kami tidak di bolehkan mengisi BBM di SPBU tersebut.

Jelasnya, kalau memang bapak butuh BBM jenis Biosolar dan Pertalite, temui saja kami di sini.Kalau memang setuju (cocok) kita mainkan pak, yang bapak butuhkan semua bisa kita penuhi.

(Awak media) Untuk keamanan di sini bagaimana, apa bapak (oknum langsir) tidak was – was ada pihak oknum LSM dan wartawan. Dengan nada tertawa, oknum tersebut mengatakan, sudah ada yang atur itu u pak, bahkan, bapak jangan takut – takut. Di SPBU Ukui Simpang Pulai ini, ada juga oknum LSM dan Wartawan bermain BBM jenis Biosolar dan Pertalite.Kalau untuk aparat kami tidak tau pak, itu mungkin urusan pihak SPBU,” paparnya.

Setelah mendapatkan informasi yang akurat, awak media ini istirahat di lokasi SPBU sembari mengamati aktivitas oknum petugas anak pompa dan pelangsir.

Di saat istirahat di dalam mobil, kemungkinan besar, salah seorang oknum LSM merasa risih dan terganggu dengan keberadaan salah satu mobil yang mondar mandir memantau aktivitas SPBU dan Pelangsir. Oknum LSM tersebut mencoba mengetuk mobil yang dikendarai awak media.

Oknum LSM tersebut, sempat melontarkan ucapan yang kurang enak di dengar telinga. Dan oknum LSM tersebut juga marah – marah serta mengajak adu fisik dengan awak media sembari melontarkan kata – kata, “Keluar kau, main kita.

Merasa tertantang, awak media ini langsung keluar dari mobil, namun langkah tersebut di halangi oleh salah satu anggota TNI (Bhabinsa).

TNI AD (Bhabinsa menahan pintu mobil awak media agar jangan keluar dari mobil sembari mengacungkan, tolong pak, jangan keluar dan jangan layani ucapan oknum LSM yang mengajak adu fisik tersebut. Tolong hargai saya pak, mari kita duduk di warung sambil minum kopi. Tak ada masalah yang tidak bisa kita selesaikan,,” ucap salah seorang TNI AD (Bhabinsa) kepada awak media.

Saat duduk di sebuah warung kopi, di depan SPBU Ukui Simpang Pulai, antara awak media dan se – orang TNI AD (Bhabinsa) Datang pula seorang yang di duga sebagai pengawas SPBU tersebut yang sering di sapa pak manik.

Pak manik sempat mengucapkan permohonan maafnya ke awak media, maafkan atas keributan yang terjadi tadi. Tolong pak wartawan, maafkan kami.

(Awak media) mempertanyakan ke se – orang oknum pengawas SPBU (Pak Manik). Kapasitas oknum LSM itu apa di SPBU ini, kenapa pula oknum LSM tersebut yang keberatan kalau saya istirahat di dalam mobil saya pribadi, di halaman SPBU ini. Oknum SPBU tidak mau menjawabnya.

Dan, oknum SPBU sempat mengajak menjauh dari keramaian sembari mengatakan, tolong ya pak wartawan jangan di naikan beritanya, nanti bos besar tau dan saya pasti di marahi, pening kepala saya (Manik) jadinya

Sembari mengucapkan, tolong pak wartawan, bantu saya, jangan di naikan beritanya ya. Ini saya bantu 400.000 buat beli minyak.

Namun, awak media ini dengan tegas menolak pemberian uang yang di duga untuk tutup mulut dan berota jangan di naikan. Dengan tegas, awak media ini secara tegas menolak pemberian uang tersebut. Awak media ini hanya meminta, hentikanlah kegiatan ilegal yang sudah kalian lakukan.

Akhirnya awak media inipun melanjutkan perjalanan pulang ke rumah.

 

 

By Redaksi / Editor

Bersambung…

Judul : Merasa Terganggu Dengan Kehadiran Wartawan,Oknum LSM Mengajak Adu Fisik dengan Awak Media

Pos terkait