Pekanbaru, Kompas 1 net —Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni mengungkapkan rencana besar pemerintah untuk membuka puluhan juta lahan hutan cadangan sebagai sumber ketahanan pangan, energi, dan air.
Hal tersebut disampaikan Raja Juli usai rapat terbatas di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (30/12/2024).
Raja Juli menjelaskan, konsep tersebut akan menjadi dukungan langsung bagi program Kementerian Pertanian dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
“Kami sudah mengidentifikasi 20 juta hektare hutan yang bisa dimanfaatkan untuk cadangan pangan, energi, dan air,” kata Raja Juli, sebagaimana dilansir media online di jakarta. Jika diperbandingkan, luas hutan yang akan dibuka tersebut hampir dua kali luas Pulau Jawa yang memiliki luas 128.297 kilometer persegi atau 12,28 juta hektare.
Menyikapi itu pakar lingkungan Dr Elviriadi mengatakan orientasi pemerintah memang tak pernah berubah.
“Dari dulukan memang sumber daya alam dipandang sebagai sumber keuangan. Jadi jangan heran kalau ada ide membuka puluhan juta hektar hutan itu. Hutan adalah duit, “sindirnya pada media ini Jumat (3/1/25).
Pengurus PP Muhammadiyah itu menyayangkan bangsa Indonesia yang besar meninggal kan ilmu pengetahuan.
“Tidak ada bangsa yang maju dan survive kalau meninggalkan ilmu pengetahuan. Era modern dan 6.0 tapi kita mengabaikan data data ilmiah. Bahwa Food Estate itu sudah ada sejak lama dikampung kampung yang di gusur konsesi perusahaan Illegal. Jutaan Hak Guna Usaha Illegal itu dulunya ladang ladang, lumbung lumbung pangan yang harus difungsikan kembali, ” beber alumni UKM Malaysia.
Elviriadi menyesalkan oknum pembisik Pak Menteri Juli dan pembisik Presiden Prabowo Subianto.
“Acch gawat pembisik itu. Food Estete ditengah Daya Tampung Daya Dukung Lingkungan yang overload jelas menyesatkan. Itu ide kapitalis ekstrim yang dipoles isu pertanian dan energi seolah olah mashlahat. Padahal secara common sense jelas membahayakan rakyat, ekologi dan eksistensi negara, “pungkas peneliti gambut yang ikhlas gundul permanen demi hutan Tropis.***
Editor : Redaksi